Kasih Itu Indah Dimana kita Mengasihi musuh kita Sendiri {Matius 5:44}

Dosa Pertama (Dosa Asal)

Dosa Pertama (Dosa Asal)



Sebelumnya telah dibahas, bahwa tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk memuliakan Dia. Yaitu untuk mengikuti / mentaati kehendak Allah, manusia harus mengasihi  Allah dengan seluruh keberadaan dirinya. Sebagaimana Allah itu suci, Allah menginginkan manusia hidup suci / kudus dan tak bercacat di hadapanNya. Allah menempatkan manusia di taman Eden.

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. Kejadian 2 : 8


TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Kejadian 2:15


Namun manusia pertama telah memilih untuk memberontak kepada Allah, melawan perintah Allah dengan mentaati godaan tipu daya Iblis dan mengikuti keinginannya sendiri, manusia ingin menjadi seperti Allah memiliki pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yaitu dengan dengan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Kejadian 2:16 -17






Mari kita perhatikan dialog antara perempuan dan Setan (melalui seekor ular) dari ayat-ayat dalam kitab Kejadian 3:1b-6  berikut ini :


Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"  

Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. 


Manusia melanggar perintah Allah, melanggar berarti memberontak kepada kehendak Allah.  Dengan mengikuti godaan tipu daya Setan (melalui binatang ular), manusia mengabaikan kehendak Allah dan mementingkan kehendaknya sendiri yaitu ingin menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.


Jika kita memperhatikan dialog dalam Kejadian 3:1b-6 di atas, terlihat tahap-tahap kejatuhan manusia ke dalam dosa. Tahap-tahap ini menjadi skema yang terus terulang hingga kini dalam hidup kita, ketika kita memilih untuk mendengarkan bujukan maut Iblis dan mengikuti kehendak/hawa nafsu kita sendiri. Inilah tahap-tahapnya :

1.  Manusia mendengarkan suara tipu daya Setan. Perhatikan bagaimana perintah Allah  ‘Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas diubah oleh Setan menjadi  pertanyaan muslihat untuk memancing dan mengalihkan perhatian manusia ‘Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?’.  Yang terjadi ketika manusia mendengarkan suara Setan maka perhatian manusia teralihkan dari Tuhan kepada iming-iming Setan, ketika manusia mendekat kepada godaan Setan maka manusia mulai menginginkan apa yang di iming-imingkan Setan itu.

2.  Karena perhatian manusia teralihkan kepada iming-iming Setan, manusia mulai dipenuhi keinginannya sendiri yaitu menuruti godaan Setan. Manusia juga mulai mengabaikan Firman Tuhan dan mulai membuat argumentasi sendiri dengan mengubah, menambahi atau mengurangi Firman Tuhan (dalam hal ini Firman Tuhan merupakan perintah Allah untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat).  Perhatikan jawaban Hawa kepada ular ‘...buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati. Jawaban perempuan ini berbeda dengan perintah Tuhan yang secara spesifik memerintahkan ‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. Ketika manusia mendekati iming-iming Setan dengan menjawab pertanyaan tipu muslihat Setan, manusia mengganti kata ‘pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat’ dengan ‘pohon yang ada di tengah-tengah taman’ dan  menambahi perintah Allah dengan kata ‘ataupun raba.’ 

3.  Ketika manusia mendekati dengan mendengar bujukan Setan, hatinya mulai tertarik, lalu manusia menjawab atas dasar pemikiran yang telah mulai teralihkan dari Firman Tuhan, manusia juga melihat bahwa 'pohon itu menarik hati karena memberi pengertian', maka keinginan untuk menjadi seperti Allah yang timbul karena mendengarkan bujuk tipu daya Setan itu menjadi semakin besar, keinginan yang besar adalah hasrat atau nafsu. Inilah tujuan utama tipu muslihat Setan, mengalihkan perhatian manusia kepada iming-iming untuk menjadi seperti Allah agar manusia terbujuk untuk menginginkan menjadi seperti Allah, mengikuti keinginan hasrat nafsunya itu, lalu melawan perintah Allah dengan melakukan apa yang dilarang oleh Allah, dan akhirnya seperti halnya Setan, manusia memberontak kepada Allah.

Keputusan manusia untuk melawan perintah Allah adalah pilihannya sendiri karena menuruti pengaruh / bujukan tipu daya Setan. Setan adalah musuh Allah, dia sangat ingin menjadi seperti Allah, Setan merasa congkak dan merasa setara dengan Allah. Sejak penciptaan, Setan telah memulai usahanya ‘merekrut sekutu’ dengan bujuk yang penuh tipu daya dan dusta agar manusia tergoda oleh bujuk mautnya untuk mengikuti dia bersama-sama memberontak kepada Allah. Dengan mengikuti kehendak Setan maka manusia telah memilih untuk memberontak kepada Allah, kondisi manusia menjadi rusak total dan cenderung kepada dosa. Manusia menjadi sekutu Setan dan dengan demikian menjadi musuh Allah.



Kejatuhan Manusia di dalam Dosa


Pada saat manusia memakan buah itu, saat itu juga akibat dari pelanggaran terhadap perintah Allah itu terjadi, pada saat itu juga manusia telah mati dalam dosanya karena manusia telah melawan perintah Allah. Mati berarti terpisah dari hadirat Allah, terpisah dari Allah karena manusia terkutuk di hadapan Allah. Manusia menjadi pemberontak di hadapan Allah, telah berdosa, tidak suci lagi, bercacat cela. Dosa (setitik saja pun) menjadikan manusia tidak mungkin lagi dapat hidup bersama-sama, dekat dengan Allah, karena Allah itu maha suci adanya. Dosa menjadikan manusia suatu kejijikan, kenajisan, terkutuk di hadapan Allah. 




Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. Kejadian 3:23-24


Maka Allah mengusir manusia (Adam dan Hawa) keluar dari taman Eden.  Sejak itu, manusia telah mati di dalam dosa dan hidup terpisah dari hadirat Allah, maka seluruh keturunan manusia sejak Adam dan Hawa termasuk kita semua, juga telah mati di dalam dosa, hidup terpisah dari hadirat Allah, dosa membuat kondisi manusia terkutuk di hadapan Allah. 

Kondisi manusia telah mati di dalam dosa, hidup terpisah dari hadirat Allah sejak diusir keluar dari taman Eden. Dalam kondisi terkutuk inilah Adam dan Hawa mempunyai anak-anak yang lahir dari hasil hubungan jasmani antara laki-laki dengan perempuan. Demikian seterusnya dari jaman ke jaman, dari generasi ke generasi, hingga kepada kita semua saat ini, semua kita manusia keturunan Adam dan Hawa, lahir dari hasil hubungan jasmani laki-laki dan perempuan.

Seperti halnya Adam dan Hawa yang telah mati di dalam dosa dan hidup terpisah dari hadirat Allah, terkutuk di hadapan Allah; maka kita semua keturunannya juga telah mati dalam dosa, terpisah dari hadapan Allah, terkutuk di hadapan Allah. Siapapun kita, sejak dibuahi dalam kandungan, telah mati di dalam dosa, telah hidup terpisah dari hadirat Allah, telah terkutuk di hadapan Allah. Inilah kondisi manusia sebagai akibat dosa pertama (dosa asal) yang dilakukan oleh manusia pertama.


0 komentar:

Posting Komentar

 

We are featured contributor on entrepreneurship for many trusted business sites:

  • Copyright © Kasih itu Indah™ is a registered trademark.
    Blogger Templates Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.